Thursday, December 12, 2013

Proyek Kroyokan 6

"Mungkin ini tak akan banyak membantu, tapi tetap harus ada penjelasan untuk semua ini. Kesalahpahaman yang terjadi selama beberapa tahun ini." Dia bergumam sendiri sambil memainkan telpon selulernya. Satu nomor yang siap dihubungi sudah terpilih, tinggal menekan tombol 'calling' atau 'back'. Satu hal yang mudah, namun untuk mengawalinya sedikit susah, harus dari mana.
"Ahh sudahlah, itu urusan belakangan.. yang penting aku harus bisa bertemu dengan Melia lagi.."
Sekelebatan bayangan sosok Melia yang sering muncul dalam pikirannya akhir-akhir ini membuatnya tak tenang, seakan membawanya kembali ke masa lalu. Mengingatkannya pada kesalahan yang cukup fatal, yang menyebabkan hubungannya dengan Melia jadi renggang sampai akhirnya menjauh dan untuk beberapa saat kehilangan komunikasi dengan Melia.

'Calling Melia'

---

“Hallo, selamat siang. Maaf dengan siapa ini?” tanya seseorang diseberang sana saat panggilan diterima, setelah menunggu cukup lama. Orang itu tidak lain adalah Melia.
“Ini Melia kan?" sedikit ragu dan coba memastikan.
Begitu mendengar suara itu, Melia terdiam. Dia seperti akrab dengan suara itu, tapi siapa? Nomor yang disembunyikan membuatnya tak bisa mengenali.
"Iya, ini siapa ya?"
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, penting, kapan kamu ada waktu luang?" Begitu to the point, tanpa basa basi.

---

Melia ada di tempat ini lagi, setelah sekian lama. Salah satu tempat yang pernah membuat Melia merasa nyaman nongkrong untuk waktu yang lama. Tempat ini bukan sekedar tempat dia menghabiskan waktu beberapa jam dengan minuman favoritnya, tapi juga tempat yang penuh kenangan. Dan sekarang dia duduk berseberangan dengan seseorang yang pernah jadi orang spesial untuknya. Tapi itu dulu.

"Masih tetap pecinta cappuccino rupanya.." dia coba mengawali pembicaraan dalam situasi yg benar-benar tampak canggung.
"Tetap dan akan selalu" jawab Melia singkat.
Ari tersenyum, Melia bisa melihtnya sekalipun pencahayaan di tempat itu tidak begitu bagus, di bawah lampu kekuningan.
"Berarti nggk banyak yang berubah yaa dari diri kamu"
"Hmm, pernyataan yang sok tau" gumam Melia dalam hati.
"Nggk juga.." kemudian Melia mengangkat gelas dan meneguk cappuccinonya..
Entah kenapa tiba-tiba Melia merasa gugup. Apa karena ini pertemuan pertamanya dengan Ari setelah sekian lama? Atau karena hal lain? Melia tak tahu. "Iya juga sih, dari penampilan kamu kelihatan beda banget.. lebih dewasa.."
oow ow, Melia hmpir tersedak mendengarnya.
"Selebihnya aku tak tau.. hhe Hhe.." sambung Ari.
Melia hanya meringis.
Setelah itu kalimat-kalimat singkat yang terlontarkan. Pertemuan malam ini sekedar awal pembuka pertemuan kembali.
Ari dan Melia lebih banyak saling diam, tanpa tau apa yang dirasakan dan apa yang ada dalam pikiran masing-masing. Yang jelas, Melia sedang tak ingin memikirkan apapun. Termasuk alasan yang membuatnya sampai bisa berada disini.
Melihat gerak-gerik Melia, Ari urung mengutarakan maksudnya, langsung pada inti.
"Mungkin biarkan dulu seperti ini, aku baru saja bisa bertemu kembali dengan Melia, aku tak ingin merusak situasi ini"

---

No comments:

Post a Comment